empat pilar rumah tangga bahagia |
"Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran."
(QS Al ashr : 103 ayat : 1-3)
Ayat ini memang singkat, tetapi sebenarnya apabila kita renungi dan kita hayati tentunya ayat ini akan memberikan makna yang begitu dalam, bahkan imam Syafi,i rahimakumulloh pernah berkata "seandainya manusia mentadaburi (menghayati) surat ini maka cukuplah ia menjamin kebahagian mereka,(tafsir ibnu katsir IV/582).bahkan dikatakan dalam kitab sayyid kutub surat ini memberikan pemahaman bahwa sepanjang sejarah umat manusia dimana dan kapan saja hanya ada satu sistem yang dapat memberikan kebahagiaan dan menguntungkan yang memberikan kemenangan dan keselamatan, yaitu sistem yang memberikan batasan-batasan secara jelas sebagaimana yang digambarkan dalam surat ini.tak terkecuali aspek rumah tangga. keempat pilar yang disebutkan dalam surat al ashr ini adalah ;
1. aspek keimanan
iman adalah mutiara yang akan menambah bobot nilai dan harga serta meninggikan derajat dan keluarga di hadapan Alloh SWT, sebanyak apapun harta seseorang, setinggi apapun jabatan seseorang, sehebat apapun seseorang, bila tanpa iman maka dihadapan Alloh dia tidak bernilai sama sekali walaupun di dunia dia seorang yang dikagumi dan diagung-agungkan oleh manusia.bagaimana rumah tangga yang terbaik? wajib disadari dan pahami dengan sepenuh hati bahwa rumah tangga yang terbaik adalah rumah tangga yang sesuai dengan perspektif dari alqur'an itu sendiri yaitu rumah tangga yang didasari dengan iman kepada Alloh SWT, rumah tangga yang selalu menghadirkan suasana dan nuansa keimanan dan keharmonisan dalam setiap aktivitasnya.dan semua itu hanya Allohlah yang menganugerahkan kehidupan yang bahagia kepada hamba-hambanya yang mendasari seluruh amal perbuatannya dengan iman.
Keimanan seperti apa yang dapat memberikan semua kebahagiaan seperti tersebut diatas?tentunya bukan keimanan yang parsial atau iman yang hanya dibibir saja seperti orang munafik dan iblis, tetapi keimanan yang utuh dan menyeluruh dengan segala dimensinya sehingga mampu menghadirkan kekuatan hubungan dengan Alloh SWT, dimanapun, kapanpun akan mendasari seluruh amal perbuatan baik perkataan, perbuatan atau keyakinan dalam hati.
aspek yang kedua akan dikupas pada postingan selanjutnya....semoga bermanfaat..
Komentar
Posting Komentar